Optimalisasi Pembinaan Intramural Kepada Narapidana pada Peningkatan Reintegrasi Sosial (Studi Kasus di Lapas Kelas IIB Tuban)
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v6i4.1868Abstract
Secara filosofis, pemasyarakatan mulai meninggalkan sistem retributif, deterrence, dan resosialisasi, yang kemudian menerapkan Reintegrasi Sosial sebagai sistem pemidanaannya. Berdasarkan Pasal 2 dan 3 UU Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, menegaskan tugas UPT Pemasyarakatan untuk menyelenggarakan pembinaan terhadap Narapidana dengan bekal kepribadian, keagamaan, dan keterampilan/keahlian saat kelak kembali ke mayarakat sebagai upaya mewujudkan Reintegrasi Sosial. Penelitian ini berfokus pada optimalisasi program pembinaan intramural kepada Narapidana sebagai wujud peningkatan Reintegrasi Sosial pada Lapas Klas IIB Tuban. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan kualitatif dan studi kasus. Teori yang digunakan guna mengetahui optimalisai pembinaan intramural narapidana dengan melihat dan mengamati stimulus dan respons dengan menggunakan Teori Behavioristik dari BF Skinner. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumen pendukung. Dalam melakukan wawancara terdapat 8 (delapan) orang yang menjadi informan, diantaranya ada 3 orang petugas pemasyarakatan, 4 orang narapidana, dan 1 orang petugas Balai Latihan Kerja (BLK). Selain dari hasil wawancara dan pengamatan, penelitian ini juga menggunakan dokumen pendukung. Hasil dari penelitian kemudian dibandingkan dengan penlitian terdahulu yang relevan, sehingga didapat bahwa Lapas Klas IIB Tuban cukup optimal dalam memberikan program pembinaan intramural, hal itu ditunjukan dengan adanya penurunan angka pengulangan tindak pidana (residivis) dan adanya kerjasama dengan BLK dalam tenaga ahli pelatihan.