Berbakti Kepada Orang Tua Perspektif Al-Qur’an (Studi Tematik atas Tafsir Ibnu Katsir)
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v6i9.2660Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ayat-ayat tentang berbakti kepada orang tua dan secara khusus menggunakan kosa kata wabil walidaini ihsana dalam Al-Qur’an, hal ini dapat dilihat dari sudut pandang penafsiran Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat-ayat tentang berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap anak. Orang tua mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah. Namun pada saat ini banyak anak yang tidak patuh pada orang tuanya. Prilaku ini sangatlah bertentangan yang di perintahkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan jenis penelitian yang penulis gunakan penelitian pustaka (Library Research) yaitu, di mana penulis berusaha untuk mengupas secara konseptual tentang Berbakti kepada kedua orang tua perspektif Al-Qur’an (studi tematik atas Tafsir Ibnu Katsir). Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah Tafsir Ibnu Katsir. Maka data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara menggunakan Tafsir Ibnu Katsir, buku-buku dan kemudian mencatat atau mengutip pendapat yang ada pada kitab tafsir dan buku tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa kesimpulan bahwa Dalam tafsirnya Ibnu Katsir menjelaskan berbakti kepada orang tua merupakan bentuk ketegasan perintah, adanya perintah untuk tidak menyekutukan yang selain dengan Allah dan Adanya perintah berbuat baik kepada orang tua. Berbuat baik kepada orang tua dengan lembah lembut sebagai mana mereka telah mengandung, merawat dan Penuhilah segala hak-haknya, dan jangannya menyakiti hati keduanya ataupun mengecewakan hati keduanya. Adapun bentuk-bentuk berbakti kepada orang tua adalah (a) Menghormati orang tua, (b) Tidak berkata kasar kepada orang tua, (c) Mengingat jasa-jasa orang tua, (d) Selalu mendoakan orang tua.