Penerimaan Generasi Z terhadap Polarisasi Politik
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v6i9.2833Abstract
Penelitian ini mengungkapkan penerimaan generasi Z terhadap isu polarisasi politik dalam media digital. Polarisasi politik kerap berujung pada perpecahan dan konflik dalam masyarakat seperti pada kontestasi pemilu 2017 dan 2019 silam. Salah satu manifestasinya terdapat dalam politik pelabelan dan segregasi yang masih bisa ditemui hingga detik ini. Polarisasi politik bersifat erat berhubungan dengan persaingan masa lalu serta akan terus berpengaruh pada persaingan masa depan sehingga menjadi sebuah kekhawatiran akan potensinya menjelang Pemilu 2024. Generasi Z sebagai pemilih muda pada pemilu 2024 mendatang menempati jumlah yang sangat besar serta keaktifannya dalam menggunakan media digital sangatlah tinggi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana penerimaan Generasi Z terhadap polarisasi politik yang terdapat pada tayangan "Polarisasi di 2024" pada channel youtube Anies Baswedan. Teknik pengkajian dalam penelitian ini menggunakan kajian analisis khalayak media (Reception Studies) Stuart Hall. Metode penelitian analisis penerimaan berfokus pada peran audiens dalam membangun makna dari pesan yang mereka terima melalui media. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melibatkan penggunaan wawancara melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan 14 informan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa informan mengambil beragam posisi sebagai audiens dalam pengalaman mereka. Pada posisi dominan readers mereka menganggap polarisasi politik yang terjadi merupakan sebuah hal yang wajar dialami oleh negara demokrasi dan bukan suatu hal yang perlu ditakuti. Dilanjutkan oleh informan dalam posisi negotiated readers yang menganggap polarisasi politik merupakan sebuah hal yang boleh saja terjadi namun harus berhenti pada arti perbedaan pendapat serta dalam pengawasan jangan sampai berubah menjadi konflik dan perpecahan.