Analisis Faktor Penyebab Angka Putus Sekolah di Tingkat SD dan SMP di Papua: Kajian Studi Pustaka Berbasis Teori Struktural
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v8i1.6510Abstract
Pendidikan memiliki peran krusial dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menciptakan keadilan sosial. Namun, di Papua, tingginya angka putus sekolah menjadi tantangan besar, dengan berbagai faktor seperti masalah ekonomi, sosial, geografis, dan budaya yang memengaruhi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Papua mencatat angka putus sekolah tertinggi secara nasional di tingkat SD (2,38%) dan SMP (3,22%). Faktor utama meliputi keterbatasan ekonomi (22,66%), jarak fasilitas pendidikan yang jauh (13,52%), serta tuntutan bekerja bagi anak-anak (12,73%). Penelitian ini menganalisis fenomena putus sekolah di Papua melalui pendekatan teori struktural fungsional Émile Durkheim. Pendidikan dipahami sebagai fakta sosial yang mentransmisikan nilai dan norma, menciptakan solidaritas sosial, dan berfungsi menjaga keseimbangan masyarakat. Namun, ketidakcocokan antara sistem pendidikan formal dan norma lokal menciptakan disfungsi sosial, seperti anomie. Solidaritas sosial, baik mekanis maupun organik, sulit terbangun akibat minimnya infrastruktur, tenaga pengajar berkualitas, dan dukungan kebijakan yang relevan. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dan analisis deskriptif kualitatif, yang mencakup data dari dokumen resmi dan literatur akademik. Hasil penelitian menunjukkan pentingnya integrasi nilai-nilai lokal dalam kebijakan pendidikan, peningkatan infrastruktur, dan dukungan ekonomi untuk mengatasi masalah putus sekolah. Rekomendasi ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi pengambil kebijakan dalam merancang solusi holistik untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Papua.