Musik pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Perspektif Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari dalam Kitab At-Tanbihat al-Wajibat Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam

Abstract

Musik merupakan salah satu bentuk seni yang memiliki nilai estetika tinggi. Keberadaannya membawa dampak positif maupun negatif. Di sisi positif, musik dapat berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan kebenaran, baik dalam konteks keagamaan maupun pendidikan. Namun, di sisi negatif, musik juga berpotensi bertentangan dengan ajaran syariat Islam serta nilai-nilai yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Peneliti tertarik untuk mengkaji penggunaan musik dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam menurut pandangan Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari sebagaimana tercantum dalam kitab at-Tanbihat al-Wajibat, ditinjau dari perspektif pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan (library research) dengan metode analisis data deskriptif dan analisis isi, dengan tujuan untuk memahami fenomena yang berkaitan dengan isu utama dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa menurut Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari, hukum musik dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah haram apabila di dalamnya mengandung unsur kemaksiatan atau perbuatan mungkar. Namun, musik diperbolehkan apabila berupa aktivitas memukul, menyaksikan, dan mendengarkan alat musik seperti rebana, meskipun disertai suara lainnya, selama tidak bertentangan dengan syariat. Musik juga dibolehkan dalam acara-acara besar keislaman, seperti walimah (pernikahan), khitanan, perayaan Maulid Nabi SAW, serta dalam rangka menyambut kehadiran ulama atau tokoh agama.