Praktik dan Tantangan Sandwich generation dalam Penerapan Gaya Hidup Frugal living

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis praktik dan tantangan gaya hidup frugal living yang diterapkan oleh sandwich generation yang belum menikah. Sandwich generation memiliki tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri, orang tua dan adiknya. Pendapatan yang rendah memberikan tantangan tersendiri dalam menjalankan perannya dengan baik. Praktik frugal living pun diterapkan sebagai cara dalam menjalankan peran sebagai sandwich generation. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi kepada lima informan dengan karakteristik (1) Individu yang berusia 20 – 60 tahun. (2) Memiliki pekerjaan. (4) Belum menikah. (5) Memiliki tanggungan orang tua dan adik. (6) Menerapkan gaya hidup frugal living. Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa praktik frugal living yang diterapkan oleh sandwich generation adalah dengan melakukan pembagian pengeluaran baik sebelum atau setelah menerima pendapatan dari pekerjaannya. Memastikan produk yang dibeli merupakan prioritas atau kebutuhan yang diperlukan dan memprioritaskan pengeluaran untuk ditabung sebagai simpanan jangka panjang. Selain itu, memilih produk dengan memanfaatkan nilai dan kualitas mendorong untuk penggunaan barang secara hemat. Namun, dalam penerapan frugal living tantangannya adalah ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran, tekanan emosional, dan kurangnya dukungan atau pemahaman dari anggota keluarga lain terhadap frugal living. Meskipun demikian, sebagian besar informan tetap berusaha menjalani frugal living sebagai bentuk tanggung jawab dan pengabdian kepada keluarga, dengan harapan dapat menjaga kondisi keuangan yang sehat dan berkelanjutan.