Pengembangan Karakter Religius melalui Progam Integrasi Pesantren dan Sekolah
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v8i7.8738Abstract
Fenomena kemerosotan moral di kalangan remaja semakin menjadi perhatian serius. Pendidikan karakter religius menjadi solusi yang strategis dalam menjawab tantangan ini. Dengan menanamkan nilai-nilai religius sejak dini, diharapkan peserta didik dapat memiliki pondasi moral yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Selain penanaman karakter religius sejak dini, diperlukan juga lingkungan yang mendidik dan mampu memberikan teladan yang baik agar moral generasi bangsa tidak semakin buruk. Salah satu pendekatan yang dianggap efektif dalam membentuk karakter religius siswa adalah melalui integrasi antara sistem pendidikan pesantren dan sekolah formal. Karakter religius tercermin dalam kesadaran seseorang terhadap hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitar, yang diwujudkan melalui tindakan yang berlandaskan etika, kejujuran, kasih sayang, dan tanggung jawab sosial. Glok dan Stark dalam Lies Arifah membagi aspek religius dalam lima dimensi yaitu: aspek keyakinan, aspek peribadatan, aspek penghayatan, aspek pengetahuan, aspek pengamalan. Pembentukan dan pengembangan karakter religius dipengaruhi oleh sejumlah faktor dari dalam dan luar diri yang mengarahkan cara berpikir, sikap, dan tindakan individu sesuai dengan prinsip-prinsip spiritual serta etika yang diajarkan oleh agama. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan karakter religius diantaranya: lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan sosial, faktor budaya, pengalaman spiritual dan pengaruh media tegnologi.