Aktivitas “Mopo” menjadi Inspirasi Koreografer dalam Penciptaan Seni Tari
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v5i11.1165Abstract
Penelitian ini tentang aktivitas mopo menjadi inspirasi koreografer dalam penciptaan seni tari. Aktivitas Mopo merupakan bahasa istilah suku Samawa dalam menyatakan mencuci pakaian, aktivitas ini menjadi sebuah pekerjaan yang lumrah dilakukan oleh seorang perempuan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang di kembangkan oleh Goldman (1980, p.39) dengan menggunakan strategi yang ditempuh melalui pengalaman empiris pada realitas, dilihat dari subject matter-nya penelitian ini termasuk dalam tipologi penelitian budaya yang dikembangkan oleh Atho (1992, p.37) yaitu model penelitian yang memiliki konsep terhadap pemikiran-pemikiran, nilai-nilai, dan ide-ide budaya sebagai produk berpikir manusia. Dalam proses penciptaan tari baru peneliti juga menggunakan metode penciptaan tari antaralain; (1) Eksplorasi (2) Improvisasi dan, (3) Komposisi (Alma M. Hawkins:2015). Sinopsis karya tari “Selendang Dedara Samawa” menggambarkan keceriaan remaja Samawa dalam aktivitas sehari-hari seperti menggambarkan gerak mopo (mencuci pakaian), gerak bisu lamong (membilas pakaian), dan gerak nyea (menjemur pakaian) yang di interpretasikan oleh koreografer dalam bentuk komposisi tari inovatif yang ritmis dan indah dengan bentuk gerak yang lincah, energik, dan penuh kegembiraan sebagai gambaran keceriaan remaja Suku Samawa dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Garapan ini ditarikan oleh empat orang penari yang berjenis kelamin perempuan, dan laki-laki dengan menggunakan properti jarit atau kain batik yang berukuran panjang kurang lebih 150cm sebagai property tari dan simbol pakaian yang akan dicuci. Kostum yang digunakan penari terdiri kostum tradisi suku samawa serta aksesoris mahkota dan kalung jurai.