Revitalisasi Nilai-Nilai Sufistik K.H. Ahmad Dahlan dalam Pembelajaran
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v7i3.3775Abstract
Perkembangan teknologi dan globalisasi, selain menghadirkan kemudahan dan kenyamanan, menimbulkan sejumlah masalah dan keprihatinan. Penggunaan gadget yang berlebihan, misalnya, dapat memberikan dampak negatif pada proses pembelajaran. Meskipun tidak secara langsung, tetapi dampaknya dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan kognitif pelajar. Hal tersebut dapat diketahui dengan fenomena yang muncul di media sosial seperti terkikisnya budaya malu, gaya berpakaian yang cenderung sensual, merebaknya ujaran kebencian, dan sebagainya. Selain itu data dari UNICEF Indonesia menunjukkan bahwa 41% anak dan remaja di Indonesia telah terpapar konten pornografi. Fenomena-fenomena tersebut dikhawatirkan dapat menggeser nilai-nilai agama dan budaya bangsa Indonesia. Tujuan artikel ini adalah untuk mengeksplorasi kembali nilai-nilai sufistik yang diperjuangkan oleh K.H. Ahmad Dahlan, serta bagaimana nilai-nilai tersebut dapat direvitalisasi dalam konteks pembelajaran saat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Sumber data dan bahan analisis berasal dari literatur ilmiah yang terpercaya. Untuk memvalidasi keabsahan data, peneliti menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai sufistik K.H. Ahmad Dahlan, seperti tazkiyah al-nafs, khauf, raja', zuhud, dan dzikr al-mawt bersumber dari sumber-sumber otentiknya, yakni al-Qur'an dan Sunnah (al-ruju’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah). Nilai-nilai tersebut dapat diaplikasikan dalam setiap pembelajaran dengan penekanan pada akal dan hati yang suci. Sehingga peserta didik dapat memahami mata pelajaran dengan berlandaskan pada pemikiran yang cermat dan kritis serta memiliki kemampuan untuk tekun dalam mewujudkan kebermanfaatan dari apa yang telah dipelajarinya.