Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk Jakarta Melalui Konsep Ekowisata
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v7i3.3859Abstract
DKI Jakarta mempunyai luas mangrove yang sangat sedikit setelah DIY, dimana salah satu hutan mangrove yang ada di area DKI Jakarta yaitu Kawasan Mangrove Angke Kapuk. Berbagai ancaman dari wisata baru di sekitar kawasan Pantai Indah Kapuk membuat Kawasan Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk cukup tertinggal. Seperti yang kita ketahui, daerah Jakarta Utara merupakan daerah yang rawan mengalami penurunan tanah dan juga bencana banjir. Hal ini tentu berkaitan dengan upaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam mengelola Kawasan Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk. Beberapa faktor internal dan eksternal yang menyebabkan kerusakan pada ekosistem Hutan Mangrove di kawasan Taman Wisata Alam (TWA). Pada awalnya pengelolaan Taman Wisata Alam Angke Kapuk ini mendapat respon yang beragam dari masyarakat sekitarnya. Proses pembangunan di berbagai sektor pasti akan disertai dengan timbulnya dampak, baik berupa dampak positif maupun dampak negatif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa strategi pengelolaan yang dilakukan di Kawasan Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk tetap mempertahankan dan menjaga hutan kawasan yang ada di sana agar tetap lestari dan alami. Rencana jangka panjang destinasi juga ingin terus meningkatkan penghijauan dan melakukan perluasan kawasan hutan dengan cara penanaman berkala pada Kawasan Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk. Kawasan Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk juga terus mendukung prinsip ekowisata dimana area kawasan tetap diberikan zona pemanfaatan yang menjadi salah satu daya tarik di kawasan konservasi ini. Selain itu pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kawasan Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk dapat mempengaruhi taraf ekonomi dari masyarakat setempat.