Multiparitas Sebagai Salah Satu Faktor Risiko Terjadinya Prolaps Uteri: Laporan Kasus
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v7i10.6048Abstract
Prolaps organ panggul (POP) merupakan herniasi atau turunnya organ pelvis ke dalam atau luar dinding vagina. Organ pelvis yang dimaksud pada kasus prolaps uteri ialah uterus. Kondisi ini dapat terjadi ketika otot dan jaringan penyokong yang berfungsi untuk menahan uterus mengalami kelemahan, sehingga memungkinkan turunnya uterus kedalam vagina. Insidensi terjadinya prolaps uteri meningkat seiring dengan peningkatan jumlah persalinan dan usia. Multiparitas merupakan faktor risiko terbesar terjadinya prolaps uteri. Gejala yang paling sering dialami oleh pasien prolaps uterus berupa adanya tonjolan di area vagina. Pelvic Organ Prolaps Quantification (POP-Q) digunakan untuk mengetahui derajat keparahan pasien prolaps uteri. Walaupun prolaps uteri tidak mengancam jiwa, namun penyakit ini dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan karena dampaknya terhadap kualitas hidup, gejala fisik, dan masalah psikologis pasien. Telah disajikan laporan kasus pada seorang wanita (P3A0) berusia 91 tahun yang mengeluhkan keluarnya massa dari kemaluannya sejak 40 tahun lalu disertai perdarahan. Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan panggul didapatkan pasien mengalami prolaps uteri derajat 4. Pasien dirawat inap dan direncanakan untuk dilakukan tindakan laparotomi histerektomi total dan salpingo-ooforektomi bilateral.