Otoritarianisme Orde Baru dalam Karya Puisi Wiji Thukul
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v8i2.6828Abstract
Tulisan ini membahas potret pemerintahan otoriter era Orde Baru yang tercermin dalam kumpulan puisi Nyanyian Akar Rumput karya Wiji Thukul. Karya-karya Thukul banyak mengkritik kebijakan pemerintah, menggambarkan realitas sosial masanya, serta mewakili perjuangan kelas sosialnya. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan pendekatan hermeneutika untuk menganalisis makna dalam puisi-puisinya. Hasil kajian terhadap 18 puisi menunjukkan tiga poin utama. Pertama, terdapat keterkaitan erat antara latar belakang sosial, budaya, serta pengalaman hidup Wiji Thukul dengan tema-tema dalam puisinya. Kedua, puisi-puisi ini merefleksikan pembungkaman, kekerasan, teror, penangkapan, dan penculikan yang dilakukan rezim Orde Baru, menjadi suara perlawanan bagi rakyat kecil. Ketiga, otoritarianisme ekonomi tergambar melalui tema kemiskinan, kesenjangan sosial, eksploitasi buruh, dan praktik KKN, seperti dalam puisi Kepada Ibuku, Sajak Kepada Bung Dadi, dan Nyanyian Akar Rumput. Dalam politik, puisi-puisi seperti Merontokan Pidato dan Mendongkel Orang-Orang Pintar mengecam pembungkaman pers serta kekerasan terhadap oposisi. Pada bidang pendidikan, depolitisasi pendidikan diungkapkan dalam puisi Aku Lebih Suka Dagelan. Karya Thukul secara keseluruhan menjadi cermin perjuangan melawan represi Orde Baru.