Berang Sumbawa Nilai Filosofis dan Eksistensinya dalam Tinjauan Etnografi
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v5i7.728Abstract
Berang (parang) merupakan perlengkapan yang identik dengan masyarakat Sumbawa. jika kita berkunjung ke kabupaten Sumbawa, anda akan melihat mayoritas pria di desa-desa di Sumbawa menyelipkan berang di pinggangnya. Pemandangan tersebut eksis hingga saat ini di Sumbawa. Melihat pria di Sumbawa menyelipkan berang di pinggangnya, seperti halnya keris bagi orang Jawa, celurit bagi orang Madura, dan badik bagi orang Makassar, berang bagi orang Sumbawa merupakan simbol maskulinitas. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Fokus dalam penelitian ini adalah proses konstruksi nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam berang Sumbawa yang dianut oleh masyarakat Sumbawa. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik Snowball Sampling atau sampling bola salju. Peneliti mengunakan teknik analisa data interactive of analysis yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif. Berang Sumbawa umumnya dibagi kedalam 2 jenis yaitu berang swai dan berang selaki. Selain juga ada pembagian berang berdasarkan panjang pendeknya, yaitu berang belo dan berang dompak. Berang swai berarti parang wanita sedangkan berang slaki berarti parang lelaki. Berang secara filosofi memiliki 3 makna; pertama, sebagai identitas gender, sehingga dibagi dalam dua jenis, berang swai dan berang selaki. Kedua, di dalam berang terdapat makna keseimbangan, dimana bilah dan gagang menyimbolkan kekuatan, sedangkan sarung/serangka berang bermakna perlindungan/pengamanan. Ketiga, berang menyimbolkan status sosial dan ekonomi seseorang, dimana berang tidak hanya berfungsi sebagai perkakas semata tapi juga sebagai barang koleksi yang tidak jarang dihargai dengan sangat mahal.