Histerektomi Pada Pasien Mioma Uteri dengan Riwayat Dilatasi dan Kuretase: Laporan Kasus
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v8i3.7495Abstract
Pertumbuhan tumor jinak yang dikenal sebagai mioma uteri, leiomyoma, ataupun fibroid uterus berkembang dari lapisan otot polos uterus. Mutasi genetik ataupun induksi dari hormon progesteron dan esterogen dapat mempengaruhi perkembangan mioma uteri. Studi di Indonesia menyimpulkan bahwa insidensi mioma uteri sebesar 31,7% di RSUP Kandou Manado. Berdasarkan lokasinya diklasifikasikan menjadi subserosal, intramural, submucosal, servikal dan diffuse uterine leiomyomatosis. Terdapat beberapa faktor risiko dari mioma uteri beberapa diantaranya adalah usia, hipertensi, dan obesitas. Pentingnya kesadaran perempuan akan mioma uteri sehingga dapat dengan segera dilakukan penatalaksanaan secara komprehensif. Disajikan kasus seorang wanita 43 tahun dengan riwayat dilakukannya tindakan dilatasi dan kuretase terakhir 6 bulan sebelumnya karena terdiagnosa mioma uteri, kini datang mengeluhkan menstruasi tanpa henti selama 1 bulan penuh. Keluhan disertai dengan nyeri perut dan panggul terasa berat, panas dan seperti tertekan pada perut bagian bawah. Pemeriksaan tanda vital, ditemukan hipertensi derajat 1. Status gizi pasien termasuk gemuk tingkat berat/obesitas (34,8 kg/m2) berdasarkan klasifikasi Kemenkes RI. Pemeriksaan hematologi lengkap menyimpulkan anemia mikrositik hipokrom pada pasien. Pada transvaginal ultrasonography (USG-TAS) ditemukan massa adnexa dextra berukuran 1.97 x 2.03 cm, tanpa disertai dengan cairan bebas. Dilakukan perawatan inap, pemberian cairan, antibiotik, anti-hipertensi, dan anti nyeri. Pasien juga direncanakan untuk dilakukan tindakan operasi supravaginal hysterectomy.