Pengelolaan Pembelajaran Intrakurikuler dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Abstract

Higher Order Thingking Skill merupakan kompetensi yang diperlukan peserta didik untuk masa depan. Pendidikan berupaya mengelola pembelajaran agar mampu mendorong tumbuhnya kompetensi HOTS yaitu Creativity and Innovation, Collaboration, Communication, Critical Thingking and Probelm Solving. Namun dalam pengelolaan pembelajaran masih banyak ditemukan kendala dan minim role model untuk mewujudkan kompetensi tersebut. Implementasi kurikulum Merdeka menjadi bagian inovasi pengelolaan pembelajaran yang medorong siswa berkemampuan HOTS. Penelitian mendiskripsikan pengelolaan pembelajaran intrakurikuler dalam implementasi kurikulum Pendidikan anak usia dini. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data wawancara, observasi, dokumen serta teknik analisis data dari Miles&Huberman), dengan subyek penelitian guru di kelompok usia 5-6 tahun TKIT MTA Karawang, Juli-September 2024. Hasil penelitian pengelolaan pembelajaran pendekatan POAC, guru merancang perencanaan berdasar asesmen diagnostik, memperhatikan kebutuhan, minat anak, mengorganisir penataan ragam main didukung kalimat invitasi, melaksanakan pembelajaran pusat pada murid, pendekatan berdeferensiasi, guru sebagai fasilitator mendorong anak berpikir bertumbuh (grouth mindset), memberikan pertanyaan terbuka, scafholding, feedback. Supervisi, evaluasi refleksi, asesmen outentik, pelaporan hasil belajar. Dampak pengelolaan pembelajaran, terlihat pada perkembangan anak mampu berkolaborasi, berkomunikasi, menyelesaikan masalah dan kreatif. Budaya refleksi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, jaringan kemitraan dan kepercayaan Masyarakat.