Pemilihan KRI Koarmada II Berdasarkan Kesiapan Teknis dan Sewaco dalam Rangka Operasi Laut Gabungan
DOI:
https://doi.org/10.54371/jiip.v8i12.9903Abstract
Penelitian ini menganalisis pemilihan KRI berdasarkan dua kriteria utama: kesiapan teknis dan kemampuan sistem senjata, dengan mempertimbangkan kompleksitas dan ketidakpastian yang melekat dalam proses pengambilan keputusan. Metode Fuzzy Multi-Criteria Decision Making (Fuzzy MCDM) diterapkan untuk mengatasi ketidakpastian dalam evaluasi kriteria, sementara metode Borda digunakan untuk mengagregasi peringkat alternatif dari beberapa pengambil keputusan. Data dikumpulkan dari para ahli dan personel teknis, melibatkan beberapa KRI operasional sebagai alternatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi kedua metode menghasilkan peringkat KRI yang lebih objektif dan dapat dipertanggungjawabkan untuk penempatan operasional. Temuan ini diharapkan dapat mendukung pengambilan keputusan strategis dalam perencanaan dan pelaksanaan operasi maritim gabungan di masa depan. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis keterbatasan jumlah personel yang ditugaskan di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan dampaknya terhadap kesiapan operasional, menggunakan metode analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa meskipun personel Angkatan Laut memiliki keahlian teknis, pengalaman, dan kemampuan kerja sama tim yang kuat (Strengths), terdapat kelemahan internal yang signifikan berupa kurangnya personel berkualifikasi yang memadai untuk memenuhi tuntutan operasional KRI.







